Pemanfaatan Pupuk Organik


Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.  Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut (Tim redaksi dalam http://alamtani.com/pupuk-organik.html). Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan. Urine adalah sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan lagi bagi tubuh kita. Hal ini menyebabkan ia selama ini selalu dibuang dan bernilai tak berguna. Tanpa disadari, urin berpotensi menguntungkan bagi kehidupan bila diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna, seperti pupuk cair yang akan diujikan dalam penelitian ini. Urine sangat baik digunakan sebagai pupuk organik cair karena memiliki kandungan hara yang lengkap. Meskipun fluktuatif bergantung pada lokasi dan sumbernya (manusia), Kandungan N sekitar 1,5-2% serta P dan Snya 0,15-0,2%. Unsur N nya 75-90% berada sebagai urea, sedangkan sisanya dalam bentuk amonium atau kreatinin, sedangkan P dan S hampir 90-100% berbentuk inorganik terlarut serta secara langsung dapat dikonsumsi oleh tumbuhan. Adanya aktifitas urease menyebabkan terjadinya dekomposisi secara cepat menjadi air dan amonium. Reaksi ini memicu meningkatnya pH sampai 9 dan meningkatkan penguapan amonium serta menurunkan populasi bakteri. Ketersediaan urine yang sangat melimpah membuat kami berinisiatif untuk megolahnya menjadi sesuatu yang lebih berguna, seperti pupuk organik cair. Urine diasumsikan sebagai bahan kotor karena sifatnya yang bau menyengat (pesing). Kurangnya pengetahuan manusia untuk mengolahnya, menyebabkan masyarakat selalu membuangnya, padahal potensinya menguntungkan. Menurut Ian Caldwell dan Arno Rosemarin dari Stockholm Environment Institute, Swedia, penggunaan urin dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membantu tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi yang lebih baik. Sementara MnKeni bersama teman-temannya dari Universitas Fort Hare, Afrika Selatan, dari hasil penelitiannya menunjukan, bahwa penggunaan urin sebagai sumber nitrogen sebanding dengan pupuk urea. Salah satu masalah yang dikhawatirkan dari pemanfaatan pupuk jenis ini adalah rasa produk tanamannya. Logikanya, penggunaan air seni sebagai pupuk berkemungkinan mempengaruhi mutu hasil tanaman. Namun, permasalahan ini ditepis oleh penelitian Surendra K. Pradhan dan rekannya dari Universitas Kuopio, Finlandia.Penelitian ilmuwan ini membuktikan bahwa air seni manusia dapat digunakan sebagai pupuk tanpa mengancam nilai kehigienisan tanaman yang berarti. Selain itu, rasa produk makanannya juga tak berkurang meski tanaman yang menjadi bahan bakunya diberi pupuk urin. Cara mendapatkan urine tidak susah. Urine yang dihasilkan oleh tiap manusia perharinya mencapai rata-rata 1 liter, sehingga jumlahnya dapat dikatakan melimpah. Umumnya, pupuk organik lebih baik dan memiliki resiko yang lebih kecil pada tanaman daripada penggunaan pupuk kimia. Ketidakmampuan masyarakat untuk mengolah bahan organik yang tidak berguna seperti urine menyebabkan mereka hampir selalu menggunakan pupuk kimia yang dibeli daripada pupuk organik buatan sendiri. Oleh karena itu, kami berpikir bahwa urine berpotensi untuk bisa menjadi salah satu pupuk organik cair yang memiliki manfaat jangka panjang, karena selain mudah didapat, urine juga memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh tanaman. PKM kami yang berjudul “Penelitian Kuman (Efektivitas Urine Manusia) sebagai Alternatif Penggunaan Pupuk Organik Cair dalam Meningkatkan PertumbuhanTanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum L.)” diharapakan positif meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai sehingga nantinya bisa digunakan oleh masyarakat.

Komentar